2007年11月24日土曜日



MENULIS ITU MUDAH
Oleh: Drs. Anwar Nasihin, M.Hum.
Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Bung Hatta Padang


Dalam setiap karya tulis fiksi atau non-fiksi yang menjadi masalah utama biasanya adalah pemilihan tema atau topik. Berikut ini saya berikan beberapa tips yang barangkali dapat dijadikan salah satu alternative supaya kita dapat produktif dan aktif menulis.

1 Mencari Topik
Langkah penetapan topik dan judul tulisan merupakan kunci yang dapat menentukan apakah sebuah tulisan itu berbobot atau tidak. Penetapan topik harus ditentukan oleh si penulis itu sendiri sesuai dengan tingkat penguasaan materi. Masalah yang harus diangkat atau diperbincangkan melalui karya tulis selalu ada dan tersedia cukup banyak, tinggal si penulis memilih, mempertimbangkan, dan memuatnya di dalam suatu media tertentu. Langkah-langkah berikut dapat digunakan sebagai pedoman dalam mencari topik dan judul sebuah karya tulis.

A. Melalui bacaan
Dengan membaca sebenarnya kita sedang memasuki suatu dunia kecil yang sangat kaya dengan berbagai persepsi dan resepsi. Kalau mata kita dalam satu gerakan hanya dapat melihat ke satu arah saja, ke suatu pemandangan yang ada di depan mata kita, maka mata batin kita, melalui bacaan dapat melihat lebih banyak pemandangan dan persoalan-persoalan. Saking banyaknya persoalan yang dapat kita lihat, mata batin kita dengan cepat dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya, dari satu persoalan ke persoalan lainnya, sampai ke tempat yang begitu abstrak sekalipun yang belum pernah kita lihat atau bayangkan sebelumnya. Dengan memasukinya mata batin kita ke berbagai tempat tersebut, tentunya sangat banyak oleh-oleh yang dapat kita bawa ketika kita kembali ke dunia yang nyata ini. Pengalaman-pengalaman batin, wawasan dan pemikiran-pemikiran baru yang terdapat dalam bacaan tersebut dapat menjadi referensi atau melahirkan pemikiran baru yang lain dan dalam bentuk yang baru pula. Bentuk-bentuk kelahiran pemikiran yang baru inilah yang acapkali menjadi inspirasi yang dapat diangkat sebagai tema yang menarik dalam suatu penulisan. Banyak orang yang mencari-cari suatu jawaban dari persoalan dengan membaca, tetapi tak sedikit persoalan-persoalan baru timbul dalam pikirannya justru setelah mereka membaca. Lahirnya pemikiran-pemikiran baru, bahkan adanya perubahan pandangan hidup seseorang sering terjadi setelah mereka membaca. Mendengarkan alasan-alasan dan latar belakang adanya pandangan dan pemikiran baru dan perubahan pemikiran seseorang adalah sesuatu yang menarik perhatian pembaca.

B. Menghadiri pertemuan-pertemuan
Melalui pertemuan-pertemuan, seperti pertemuan ‘bedah buku’, kita dapat mendengarkan bagaimana penuturan seseorang ketika mendapatkan sebuah topik, kemudian mengemasnya dalam suatu bentuk pemikiran atau pandangannya yang dikemas melalui tulisannya. Bukan hanya sekedar itu, kita pun dapat menyaksikan bagaimana teknik dan gaya mengungkapkannya. Bahkan dengan menghadiri suatu
pertemuan kita pun dapat membaca bagaimana reaksi atau tanggapan dari para pembaca, dan lain-lainnya. Proses menyimak bagaimana seseorang melakukan pencarian, pemilihan, sampai pada caranya menyampaikan suatu topik suatu karya tulis dapat dijadikan sebagai suatu pelajaran berharga bagi kita dalam mencari suatu topik penulisan.

C. Mengutip pernyataan
Pernyataan seseorang yang dianggap memiliki hubungan yang erat dengan suatu persoalan di dalam masyarakat dapat dijadikan suatu rujukan atau pegangan untuk
memperkuat alasan atau menjadi landasan untuk menyampaikan pemikiran-pemikiran kita. Hubungan-hubungan itu bisa berupa tanggapan, pandangan, dan pemikiran tentang sesuatu yang sedang dibicarakan di dalam masyarakat akhir-akhir ini. Seseorang yang menyatakan pernyataan itu bisa dari kalangan otoritas, seperti wali kota, gubernur, anggota DRP atau dari tokoh masyarakat, aktifis,
dan-lain-lainnya.

D. Pengamatan sepintas
Ada kalanya seseorang menemukan pemikiran-pemikiran baru dalam suatu perjalanan atau peninjauan. Semakin jauh perjalanan yang ditempuh semakin banyak pemikiran yang muncul dari pengamatan kita. Bisa saja ketika kita berada di Jepang tidak membayangkan dapat menyaksikan sesuatu yang kita inginkan, tetapi ketika menyaksikan secara langsung selama dalam perjalanan kita menjadi terkesan sangat mendalam. Kemudian, kesan-kesan itu menjadi lebih jelas lagi karena kita mampu menuangkan dalam bentuk karya tulis. Tetapi tak sedikit orang justru bingung menuangkannya dalam bentuk tulisan, bingung menangkap pesan atau inspirasi justru setelah ia berhadapan langsung dengan peristiwa tersebut. Kebingungan seseorang dalam menangkap inspirasi dari setiap peristiwa dan persoalan yang muncul biasanya dikarenakan karena mereka tidak memiliki wawasan atau pandangan yang cukup luas tentang hakikat persoalan tersebut, sehingga setiap persoalan yang tampak melintas atau tampak di depan mata, akan lewat begitu saja dan tidak terlihat sebagai sesuatu yang berharga.
E. Pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi seseorang, mungkin karena keberhasilannya atau mengetahui sebab-sebab ketidak berhasilannya, dapat dijadikan sebuah topik penulisan. Mungkin pengalaman pribadi itu berkaitan dengan autobigrafi dan kehidupan pribadi, mungkin pula berkaitan dengan profesi atau jabatan atau status yang telah dilaluinya. Informasi atau penuturan yang diterima dari seseorang, karena keberhasilannya atau yang menyebabkan dia gagal, dapat dijadikan contoh suri tauladan bagi seseorang sehingga dapat menjadi topik dalam sebuah karya tulis.
Apa yang kita ungkapkan dalam karya tulis akan mudah dihayati apabila kita sendiri pernah terlibat dalam masalah itu atau memiliki pengalaman pribadi di bidang itu.

F. Perasaan intuitif
Bagi sebagian orang yang suka mengamati masalah-masalah sosial yang terjadi di dalam masyarakat sekitarnya dan memiliki rasa kepedulian yang cukup tinggi terhadap persoalan-persoalan kemanusiaan, kehidupan, dan kelestarian alam, mereka biasanya memiliki rasa intuisi yang kuat. Orang yang memiliki rasa intuisi yang kuat akan cepat menangkap topik atau inspirasi dari apa yang ia dengar dan ia lihat meskipun berasal dari mimpinya sendiri. Tumbuh dan berkembangnya perasaan intuitif secara komprehensif dan integratif sedikit banyak tergantung kepada faktor-faktor ekternal yang secara langsung mempengaruhi kehidupan pribadi seseorang. Faktor ekternal itu misalnya; keluarga, lingkungan kerja, tingkatan pendidikan, dan lain-lainnya.

2. Memilih topik karya tulis
A. Hal yang mengherankan
Dalam kehidupan sehari-hari kadang-kadang ada hal-hal yang mengerankan atau mengejutkan kita. Apa yang kita duga biasa-biasa saja tetapi ternyata pada suatu saat, di suatu tempat atau di kesempatan tertentu ternyanya menjadi tak biasa, muncul diluar dugaan. Inilah yang biasanya menarik perhatian dan kita tentunya ingin segera menceritakan hal-hal yang luar biasa tersebut kepada orang-orang yang kita anggap akan menyukainya atau mempunyai interest untuk membacanya.
Pengetahuan kita tentang lingkungan dan sosial-budaya yang kita miliki tentu saja sangat terbatas. Begitu kita mengetahui perbedaan-perbedaan kebiasaan atau adat-istiadat suatu masyarakat tertentu dengan pengetahuan atau pemahaman yang kita miliki, kita sering merasa heran dan bertanya-tanya “mengapa itu begitu, mengapa ini begini?”, tetapi jika kita sudah mengetahuinya tentunya topik pembicaraan yang akan kita ceritakan tersebut kurang menarik lagi. Juga sebaliknya, apabila kebanyakan dari pembaca sudah lebih dahulu mengetahuinya, maka isi karya tulisnya pun relatif tidak akan menarik perhatian pembaca. Hal-hal demikian terjadi karena:
a. Penulis baru mengetahui dan mendalami tentang sesuatu, sedangkan pembaca pada umumnya sudah mengetahui, maka tugas penulis di sini adalah memberikan penilaian-penilaian yang positif yang dapat dijadikan contoh teladan oleh penulis sendiri berkaitan dengan permasalahan tersebut. Kalimat-kalimat yang sesuai digunakan seperti,
- “Terus terang saja saya baru mengetahuinya belakangan ini, karena itu…”
- “Hal tersebut bagi saya sangatlah membantu di dalam…”
- “Meskipun bagi pembaca hal ini sudah tidak asing lagi, tetap bagi saya …”

b. Meskipun pembaca diperkirakan mengetahui sesuatu tetapi mungkin saja mereka tidak menyadarinya. Tugas penulis di sini adalah menyadarkan apa-apa yang selama ini diketahuinya tetapi barangkali sudah hampir terlupakan.
Kalimat-kalimat yang sesuai digunakan seperti,
- “Barangkali Anda (pembaca) juga sudah mengetahui bahwa…”
- “Mungkin saya yang belum paham bahwa…”
- “Saya yakin Anda sudah mengetahuinya, tetapi pada kesempatan ini…”

c. Meskipun pembaca diperkirakan mengetahui sesuatu tetapi mungkin saja mereka tidak pernah mengamatinya atau membanding-membandingkannya. Tugas penulis di sini adalah mencoba mengamati atau membanding-bandingkan, misalnya tentang budaya, kehidupan masyarakat dengan mengambil contoh-contoh yang positif, kritikan yang membangun dan lain-lainnya. Kalimat-kalimat yang sesuai digunakan seperti,
- “Apabila kita coba membandingkan hal ini dengan…”
- “Bayangkan saja jika hal ini terjadi di sini, maka …”
- “Saya pikir tidak terlalu rumit apabila kita gunakan cara lain, seperti…”
Dengan melakukan usaha seperti di atas, suatu topic yang sudah umum dan diketahui oleh pembaca pun akan terasa segar dan menarik apabila penulis memiliki kemampuan mengemasnya.

B. Hal yang aneh/tidak pada tempatnya
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita temukan hal-hal yang dirasa agak kurang pada tempatnya atau istilah lain “aneh”. Biasanya rasa aneh itu timbul karena kita tidak biasa menyaksikan hal yang serupa dengan yang pernah kita saksikan atau alami sebelumnya. Bisa juga rasa aneh itu terjadi seiring dengan bertambahnya wawasan dan cara berfikir kita yang diakibatkan oleh bertambahnya ilmu pengetahuan dan informasi-informasi yang kita terima belakangan ini. Semakin bertambah infromasi dan ilmu pengetahuan kita semakin banyak perasaan aneh yang timbul dalam pikiran kita terhadap kehidupan ini.

C. Hal yang unik dan berkaitan dengan diri sendiri
Materi apapun yang diutarakan, terutama materi yang sudah umum dan dengan mudah dapat ditemukan dimana-mana, akan terkesan menjadi seperti khusus dan berbeda dari biasanya apabila kita dapat menghubungkan masalah-masalah tersebut dengan pihak si penulis. Pengalaman yang dialami oleh penulis dalam kaitannya degan masalah-masalah tersebut dungkapkan dengan cara yang sederhana dibarengi dengan sedikit emosi yang dapat menyentuh perasaan pembaca akan membuat pembaca seperti merasa sedang terlibat emosional dan ikut berpetualangan dengan penulis. Jika penulis benar-benar mampu membawakannya penuh daya ekspresi dan tanpa beban seringkali membuat pembaca merasa terharu atau merasa senang.

D. Ide-ide cemerlang
Seperti telah saya singgung di atas, bahwa sebagai akibat dari bertambahnya informasi dan ilmu pengetahuan seseorang menyebabkan lahirnya ide-ide baru, yang biasanya lebih baik daripada ide-ide (cara-cara) yang biasa dilakukan selama ini (konvensional). Ide-ide baru dan segar yang diutarakan oleh penulis dapat menarik perhatian karena hal tersebut dapat menunjukkan identitas dan kemampuan serta wawasan seseorang tentang apa-apa yang sedang dibicarakannya.
E. Masalah dan cara pemecahannya yang unik
Masalah yang umum dan biasa-biasa saja akan menjadi luar biasa apabila masalah tersebut dapat diatasi atau diselesaikan dengan cara yang unik dan tidak biasa. Lebih menarik lagi apabila cara penyelesaianya dilakukan dengan memberikan contoh solusi alternatif dan (mungkin saja) hanya dialami oleh diri sendiri (penulis).

F. Masalah Kemanusiaan
Kepedulian terhadap nasib sesama manusia merupakan salah satu materi yang banyak dijadikan tema karya tulis dalam pertandingan dan pertemuan-pertemuan remaja dan pemuda. Masalah hak azasi manusia, masalah penyakit aids, masalah kemiskinan dan penderitaan akibat peperangan, nasib anak-anak di negara miskin, membantu meningktkan kesejahteraan dan kesehatan menjadi tema-tema yang sering dibawakan pada pertemuan tingkat internasional.

G. Kepedulian terhadap lingkungan
Masalah lingkungan akhir-akhir ini juga selalu menjadi tema-tema yang sering menjadi isue global. Pencemaran udara, tempat penampungan sampah, pembuangan zat kimia beracun, tumpahan minyak di laut dan juga masalah bencana alam yang diakibatkan oleh ulah sebagian manusia yang kurang bertanggung jawab. Kepedulian kita terhadapa masalah tersebut sering mendatangkan simpati yang luar biasa di mata internasional terutama dari negara-negara yang sudah maju dan LSM internasional. Tema ini dianggap penting karena akhir-akhir ini umat manusia berkecenderungan tidak lagi mempertimbangkan dan memperhatikan masalah-masalah lingkungan dalam membangun daerah atau negaranya.

H. Lain-lain
Materi lain yang dapat diangkat sebagai bahan untuk karya tulis adalah masalah aspek-aspek kebudayaan, terutama yang tradisional dan yang cukup unik. Tiap daerah memiliki ciri khas budayanya masing-masing. Bagi orang asing termasuk orang Jepang materi-materi aspek budaya yang unik akan mendapat perhatian tersendiri, apalagi jika kita bisa menerangkannya secara baik, baik dengan cara perbandingan dengan budaya mereka maupun dengan cara menunjukkkan contoh-contoh yang biasa mereka saksikan pada media informasi. Masalah pariwisata juga kadang mendapat perhatian yang cukup baik, tetapi penulis akan mengalami sedikit kendala dalam meyakinkan terhadap orang asing.
Kendala-kendala dalam menyakinkan terhadap pembaca bisanya berkaitan dengan keterangan ukuran-ukuran yang sifatnya kualitatif, misalnya kata-kata;
Tottemo oishii, ‘sangat enak’,
Sungoku kirei da, ‘begitu indah’, dan
Zenbu yasui, ‘semuanya murah’ kalimat keterangan ini tidaklah akan mudah dipercaya begitu saja, karena media yang bisa digunakan sangat terbatas.
3. Kualifikasi Pemilihan Topik
Meskipun topik yang dicari sudah ditemukan, belum tentu merupakan jaminan bahwa topik permasalahan tersebut layak, sesuai dan baik untuk ditampilkan. Dalam usaha mengidentifikasi topik yang dipilih perlu dilakukan pemilihan (seleksi) terhadap topik-topik yang telah dijumpai, sehingga ditemukan satu topik yang paling layak, baik dan sesuai untuk diutarakan. Pertimbangan untuk memilih atau menentukan apakah suatu materi layak dan sesuai untuk diangkat sebagai topik yang dapat mempertimbangkan suatau kegunaan dan keteladanan.? Hal ini pada dasarnya dilakukan dari tiga arah, yaitu:


A. Dari arah materi
Pertimbangan dari arah materi. Pertimbangan akan dibuat atas dasar sejauh mana pengamatan mengenai materi yang bersangkutan itu akan memberi sumbangan kepada; Apakah tema ini dapat digunakan untuk menjawab salah satu persoalan yang sedang dihadapi masyarakat, atau apakah hasil pengamatan akan digunakan untuk menghadapi tantangan-tantangan yang sedang berkembang di masyarakat?.
Topik yang kita pilih sebaiknya yang lebih aktual. Artinya, permasalahan-permasalahan yang kita utarakan lebih terkini dan menyangkut permasalahan yang sedang diperbincangkan oleh lapisan masyarakat pada umumnya. Tetapi karena masalah yang aktual ini banyak sekali dan terlalu luas, sebaiknya dalam pembahasannya tidak terlalu mendetail karena akan membosankan dan terkesan
seperti seminar atau simposium.



B. Dari arah si penulis
Penulis perlu mempertimbangkan apakah topik itu sesuai dengan bidang yang diminati si penulis atau bukan. Topik yang dipilih hendaknya diutamakan yang dikuasai dan diminati oleh penulis, dengan demikian si penulis dapat merasa enjoy dan menjiwai isi karya tulisnya. Kesesuaian bidang yang diminati tersebut terutama dilihat dari beberapa segi:
a. Kemampuan akademik si penulis, menguasai pokok kajian, mempunyai latar belakang yang cukup sehinggga si penulis betul-betul tertarik terhadap masalah kajian dan mempunyai keyakinan akan keberhasilan meilihan topik yang akan disampaikan.
b. Si penulis harus mengetahui; apakah masalah yang akan disampaikan itu pernah menjadi bagian yang dialami atau diamatinya.
c. Apa tujuan yang diharapkan serta kegunaan atau manfaat dari masalah yang akan disampaikan si penulis.
Dari hal-hal yang telah disebutkan di atas, jelaslah bahwa identifikasi atau perumusan materi bukanlah suatu hal yang mudah terutama bagi mahasiswa,
disinilah peran seorang pembimbing sehingga mahasiswa tidak bingung dalam memilih topik penulisan.

C. Dari arah si pembaca
Topik yang kita pilih akan lebih diminati oleh pembaca apabila sedikit banyak ada kaitannya dengan kepentingan pembaca atau ada sesuatu yang dapat diterapkan atau dijadikan suri tauladan oleh pembaca yang hadir. Pada dasarnya, sebagai pembaca yang baik, seseorang ingin merasakan adanya kontak komunikasi terutama secara emosi (karena keterbatasan media komunikasi). Agar komunikasi diantara penulis dengan pembaca dapat terjalin dengan hangat, sebaiknya pembaca disapa dengan kalimat-kalimat pertanyaan atau penegasan yang hanya membutuhkan reaksi pasif, seperti tersenyum dan menganggukkan kepala. Contoh-contoh pemakaian kalimat dalam bahasa Jepang yang dapat digunakan adalah:

- “Mina-san mo so omoimasu ka?”
(Apakah menurut hadirin juga, begitu?)

- “Kore wa taihen desu ne?”
(Ini merepot, bukan?")

- “Dou omoimasu ka. Kore wa okashii ne?”
(Bagaimana. Ini aneh, bukan?)

Penekanan penulisan hendaknya diarahkan pada hal-hal yang spesifik. Artinya, meskipun permasalahanya sudah umum tetapi akan terkesan lain jika si penulis dapat mengangkat nilai-nilai khusus dan pandangan baru yang terdapat dalam suatu masalah yang sudah dianggap lumrah.

4 Kalimat untuk Judul Karya Tulis
Dalam memilih kata-kata atau kalimat untuk sebuah judul, beberapa hal perlu kita pertimbangkan, misalnya; singkat dan padat, menarik, dan sederhana. Kalimat judul yang sulit dipahami tidak akan memberikan gambaran kepada calon pembaca kecuali harus membaca seluruhnya isi karya tulisnya. Dengan kata lain semakin sulit kalimat yang digunakan dalam judul karya tulis untuk diterka, semakin mengurangi keingintahuan dan ketertarikan calon pembaca terhadap isi karya tulis tersebut.